CARA MENULIS KARYA TULIS ILMIAH
YANG BAIK DAN BENAR
Karya
Tulis Ilmiah erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Karya Tulis Ilmiah sendiri
diartikan sebagai karya yang umumnya berbentuk tulisan dimana di dalamnya
berisi gagasan ilmiah (diperoleh dari hasil penyelidikan-penyelidikan ilmiah
yang penjabaran topiknya dilakukan secara deskriptif-argumentatif dan disusun
dengan menggunakan bahasa ilmiah sesuai dengan teknik penulisan karya ilmiah.
Karya
Tulis Ilmiah memiliki beberapa ciri-ciri. Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah seperti karangan ilmiah sistematis, setiap langkah
direncanakan secara sistematis, terkendali, terkonsep, dan prosedural, ditulis
secara tulus dan memuat kebenaran, dan menyajikan fakta obyektif secara
sistematis.. Karya Tulis Ilmiah yang baik dapat terwujud jika cara penulisan Karya Tulis Ilmiah tersebut
baik pula.
Karya Tulis Ilmiah memiliki kode etik penulisan Karya
Tulis Ilmiah. Kode etik penulisan Karya Tulis
Ilmiah
adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah. Adapun norma-norma yang harus diperhatikan
mencakup tiga hal pokok, yakni: cara pengutipan dan perujukan, cara perizinan, dan cara
penyebutan data atau informan. Ketiganya diuraikan sebatai berikut:
1. Meskipun rujuk-merujuk atau kutip-mengutip tidak dapat
dihindari dalam penulisan karya ilmiah, penulis harus jujur dalam menyebutkan
rujukan atau pikiran yang diambil dari sumber lain. Jadi, penulis harus
menghindarkan diri dari tindakan plagiat,
2. Penulis wajib meminta izin secara tertulis kepada pemilik
bahan yang dikutip pendapatnya. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, maka
penulis harus dengan jujur menyebutkan sumber yang dijadikan sebagai rujukan,
dan
3. Nama sumber data atau informan tidak boleh dicantumkan
apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan.
Sebagai gantinya, narasumber data dapat dinyatakan dalam bentuk kode atau nama
samaran.
Selain kode etik, terdapat tahap-tahap dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Adapun tahap-tahap dalam penyusunan penulisan ilmiah, yaitu:
A. Pengembangan Gagasan
Pengembangan gagasan yang
telah diperoleh akan dituliskan dalam bentuk paragraf dan harus terdapat
kesesuaian antara tema dengan hasil penulisan. Karya ilmiah tidak boleh
menjalar kian kemari, melainkan khusus membatasi diri membahas topik tertentu
secara spesifik yang mendalam.
B. Perencanaan Naskah
Dalam penulisan naskah terdapat beberapa
langkah dalam melakukan perencanaan penulisan naskah seperti:
a.
Perencanaan isi karya ilmiah
Prinsip utama yang harus diperhatikan dalam
perencanaan isi karya ilmiah adalah pembuatan kerangka karangan. Kerangka pada
dasarnya merupakan pokok-pokok karangan yang nantinya akan dijabarkan menjadi
karangan yang sebenarnya.
b.
Perencanaan format
Perencanaan format dan
teknis penulisan karya ilmiah direalisasikan dalam penentuan format dan teknik
penulisan yang akan digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Format khusus karya
ilmiah termasuk aturan teknis penulisan disebut sebagai gaya selingkung. Format
umum merupakan realisasi dari konvensi format yang berlaku secara umumyang
harus dilakukan oleh semua penulis karya ilmiah. Format umum karya ilmiah akan
tampak pada sistematika karya ilmiah yang tampak pada komponen-komponen karya
ilmiah dan pola penataannya. Teknik penulisan yang mencakup teknik perujukan,
teknik penampilan teks, dan teknik pengetikan yang mencakup pengaturan spasi
dan tata letak.
c. Perencanaan bahasa
Perencanan bahasa
penulisan karya ilmiah diwujudkan dalam pemilihan ragam bahasa ilmiah yang akan
digunakan dalam naskah karya ilmiah.
C. Pengembangan paragraf
Dalam
karya ilmiah, isi paragraf tersusun dari gagasan dasar dan sejumlah gagasan
pengembang. Tidak ada batasan pasti tentang jumlah gagasan pengembang atau
pendukung dalam paragraf. Secara kualitatif dapat dinyatakan bahwa gagasan pengembang
dan pendukung itu memadai jika telah terwujud kejelasan informasi yang
dituangkan dalam paragraf. Pengembangan sebuah paragraf harus memperhatikan
hal-hal berikut ini:
·
pilihan kata dalam setiap kalimat dalam paragraf,
· kalimat-kalimat dalam paragraf harus saling mendukung
(tidak ada kalimat sumbang, yakni yang tidak mendukung ide pokok dalam
paragraf),
· setiap paragraf mengandung satu ide pokok yang
dikembangkan dengan beberapa ide
penjelas,
·
bahasa yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku,
·
ejaan dan tanda baca harus diperhatikan, dan
·
ada keterpaduan antara paragraf satu dengan paragraf
berikutnya.
D. Penulisan
paragraf
Penulisan
paragraf merupakan aktivitas yang dimulai dengan menata butir-butir gagasan
secara hierarkhis dan sistematis. Dengan penataan itu, dapat ditempatkan
hubungan antarkomponen yang setara dan bertingkat dalam sebuah paparan.
Keteraturan yang berlaku dalam paparan ilmiah tampak pada pola penalaran yang
diterapkan, keakuratan komponen dalam penalaran, kelengkapan komponen gagasan,
dan kepaduan hubungan antarkomponen gagasan.
Sebagaimana
disarankan oleh Brown (1978:144), penulisan draf awal sebuah tulisan dilakukan
dengan langkah-langkah berikut:
a.
membaca semua kartu catatan,
b.
mempertimbangkan semua materi yang sudah dipersiapkan,
c.
mempersiapkan kerangka tulisan,
d. mengelompokkan bahan-bahan dan catatan-catatan bahasa
tulisan berdasarkan topik dan penempatan kelompok-kelompok bahasa tulisan itu
dalam tulisan, dan menuliskan draf kasar tulisan.
E.
Finalisasi
Proses yang dilakukan pada tahap finalisasi
adalah revisi naskah. Sebelum revisi dilakukan penulis melakukan pemeriksaan
ulang terhadap draf karya ilmiah dari segi isi, bahasa, ejaan, tanda baca, dan
teknik penulisan. Dalam merevisi draf, masukan dari teman sejawat sangat
diperlukan. Sebuah draf karya ilmiah hendaknya dibaca oleh teman yang
profesional untuk memberikan masukan. Finalisasi yang sangat lazim dilakukan
adlah penyuntingan naskah. Penyuntingan dilakukan untuk memperkecil kesalahan
dan kelemahan pada draf.
Hal-hal yang dilakukan pada tahap revisi
dan penyuntingan antara lain:
a. memperbaiki ide-ide dalam karangan, berfokus pada
penambahan, pengurangan, penghilangan,
penataan isi sesuai dengan kebutuhan pembaca,
b.
membaca ulang seluruh draf dengan memperhatikan
reaksi, komentar atau masukan,
c. memperbaiki karangan pada aspek kebahasaan dan
kesalahan mekanik yang lain. Aspek
mekanik antara lain : huruf kapital, ejaan, struktur kalimat, tanda baca,
istilah, kosa kata, format karangan,
d.
menghindari penyajian yang berulang-ulang atau tumpang
tindih.
Di
samping itu penyajian juga merupakan tahapan penyuntingan. Teknik penyajian
karya ilmiah harus memperhatikan:
a.
segi kerapian dan kebersihan,
b. tata letak (layout) unsur-unsur dalam format karya
ilmiah, misalnya halaman muka (cover), halaman judul, daftar isi, daftar tabel,
daftar grafik, daftar gambar, daftar pustaka dan lain-lain,
c. standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah,
misalnya standar penulisan kutipan, catatan kaki (foot note), daftar pustaka
& penggunaan Bahasa Indonesia sesuai EYD,
d.
istilah dalam Karya Ilmiah